Mendapatkan IP Bentuk CIDR dari Subnet Mask

Di artikel sebelumnya kita telah dapat menghitung subnet mask dengan cepat dan mudah. Di artikel ini kita akan melakukan hal sebaliknya. Jika kita diberikan sebuah subnet mask kita harus menentukan subnet tersebut dalam bentuk CIDR (Classless Inter-Domain Routing).

Diberikan subnet berikut: 255.255.255.224 maka tentukan bentuk CIDR-nya.

[0] Pemahaman Dasar

Subnet mask untuk alamat IPv4 terdiri dari 4 bagian yang disebut sebagai oktet. Masing-masing oktet berisi 8-bit dan dapat bernilai dari 0-255.

[1] Hitung CIDR Cara Formal

Ide dasarnya adalah mengubah semua oktet menjadi bentuk biner. Selanjutnya hitung ada berapa banyak bit bernilai 1. Dengan demikian subnet 255.255.255.224 jika diubah menjadi bentuk biner akan bernilai sebagai berikut:

11111111.11111111.11111111.11100000

Jumlah bit bernilai 1 sebanyak 27. Dengan menghitung banyaknya angka 1 kita dapat menentukan bahwa bentuk CIDR adalah /27.

Bagian yang tricky dari cara ini adalah mengubah nilai dari oktet menjadi biner. Ada 2 cara untuk melakukannya yakni:

  1. Menghitung nilai biner secara manual
  2. Menghafalkan bentuk-bentuk biner untuk subnet.

Menghitung nilai biner secara manual adalah dengan membagi bilangan dengan 2 terus menerus hingga didapatkan nilai 0 dan memperhatikan sisanya. Sebagai contoh adalah nilai 224.

224 / 2 = 112 sisa 0

112 / 2 = 56 sisa 0

56 /2 = 28 sisa 0

28 / 2 = 14 sisa 0

14 / 2 = 7 sisa 0

7 / 2 = 3 sisa 1

3 / 2 = 1 sisa 1

1 / 2 = 0 sisa 1

Untuk mendapatkan representasi binernya, kita menyusun sisa dari bawah. Dengan demikian nilai biner untuk 224 adalah 11100000.

Cara kedua adalah dengan menghafalkan bentuk biner khusus oktet, sebagai berikut:

255 = 11111111

254 = 11111110

252 = 11111100

248 = 11111000

240 = 11110000

224 = 11100000

192 = 11000000

128 = 10000000

[2] Hitung CIDR Cara Cepat & Mudah

Seperti halnya perhitungan pada subnet, ada tiga kondisi oktet:

  1. Seluruh bit terisi 1
  2. Seluruh bit terisi 0
  3. Sebagian bit terisi 1 dan sisanya terisi 0

Atau dalam kasus angka di atas:

  1. Oktet bernilai 255
  2. Oktet bernilai 0
  3. Oktet bernilai 2-254

Ide dasar metode ini adalah perhitungan cepat dengan dasar oktet yang tak sempurna (kondisi 3). Jika ditemukan oktet dengan nilai 255 maka kita mendapatkan 8 bit. Oktet bernilai 0 tak perlu diperhatikan karena tak memberikan nilai pada perhitungan.

Mari kita memahami metode ini dengan cara menyelesaikan secara langsung.

1) Jumlahkan bit dari setiap oktet bernilai 255. Karena terdapat 3 oktet bernilai 255 maka kita sementara telah mendapatkan nilai sebagai berikut:

CIDR = 8 + 8 + 8

= 24

Simpan nilai ini dulu dan anggap sebagai y.

2) cari bit kosong dari oktet bernilai tak sempurna. Dalam kasus ini oktet tersebut adalah oktet keempat dengan nilai 224. Untuk melakukannya, kurangi 256 dengan nilai oktet tersebut:

bit kosong = 256 – 224

= 32

Bit kosong tersebut adalah nilai dari perpangkatan 2. Untuk lebih jelasnya seperti ini:

2 ^ x = 32

Sekarang kita harus mencari nilai x yang memenuhi persamaan di atas. Kalian dapat menggunakan logaritma untuk mendapatkan nilai ini. Dalam hal ini, x = 5.

3) Sekarang gabungkan y dan x untuk mendapatkan nilai CIDR. Namun karena x merupakan bit kosong sementara kita memerlukan bit satu maka kita harus mendapatkan bit satu. Dengan demikian nilai CIDR adalah sebagai berikut:

CIDR = y + 8 – x

= 24 + 8 – 5

= 27

Jadi subnet mask 255.255.255.224 ekuivalen atau sama dengan /27 dalam bentuk CIDR.

Mari kita coba nilai lain:

Diketahui subnet mask 255.192.0.0 kita tentukan bentuk CIDR-nya.

1) hitung oktet sempurna, y = 8

2) hitung bit kosong pada oktet tak sempurna

bit kosong = 256 – 192 = 64

x = log2(64) = 6

3) CIDR = y + 8 – x

= 8 + 8 – 6

= 10

Subnetting, Cara Formal dan Cara Mudah

Hampir tak pernah saya update blog ini. Kebanyakan jika saya menulis artikel ke situs saya di http://xathrya.web.id. Kebetulan karena kemarin menulis sebuah dokumen tutorial di grup Facebook Persatuan TKJ Indonesia jadi saya sempatkan untuk menyalinnya ke blog ini.

Banyak yang bertanya kepada saya (maupun kepada orang lain dan kemudian saya ikut berdiskusi) tentang subnetting. Maka saya putuskan untuk membahas tentang teknik subnetting agar dapat saya jadikan referensi sehingga tak perlu menuliskan panjang-panjang di kemudian hari. Tujuan akhir dari artikel ini adalah memahami subnetting dan dapat menghitung subnet mask dengan cepat.

Pembahasan dilakukan dengan dua cara, yakni cara formal (yang diajarkan di sekolah) dan cara ala Satria. Cara kedua adalah cara yang berdasarkan intuisi tapi dijamin benar.

Diberikan alamat sebagai berikut: 192.168.1.27/27 maka tentukan subnetnya.

[0] Pemahaman Dasar

Alamat di atas merupakan alamat IPv4 yang menggunakan skema atau format CIDR (Classless Inter-Domain Routing). Pada CIDR tidak dikenal lagi pembagian berdasarkan kelas A, B, C, D tetapi menggunakan metode bernama VLSM (Variable-Length Subnet Mask) untuk mengalokasikan IP ke dalam kategori yang dinamis.

Alamat IPv4 terdiri dari 4 bagian yang disebut sebagai oktet. Masing-masing oktet berisi 8-bit dan dapat bernilai dari 0-255. Jadi total ada 32 bit di IPv4.

Begitu pula dengan subnet, penulisan subnet juga mengikuti kaidah penulisan IPv4 yakni terdapat 4 oktet. Bagian yang perlu diperhatikan di skema ini adalah angka yang berada di belakang tanda /. Angka tersebut menyatakan berapa banyak bit yang aktif (bernilai 1) dalam subnet mask. Dalam kasus di atas, ada 27 bit aktif. Penghitungan bit aktif dilakukan dari kiri.

[1] Hitung Subnet Cara Formal

Di perhitungan formal ide dasarnya adalah mengubah semua (atau sebagian  yang diperlukan) menjadi bentuk bit. Kita tahu bahwa ada 27 bit yang digunakan dan terbagi menjadi 4 oktet. Hasilnya sebagai berikut:

11111111.11111111.11111111.11100000

Lihat bahwa setelah 27 bit bernilai 1 kita adalah 5 (didapat dari 32-27) buah bit bit 0.

Selanjutnya tentukan nilai untuk masing-masing oktet. Ada tiga kondisi kemungkinan oktet:

  1. Seluruh bit terisi 1
  2. Seluruh bit terisi 0
  3. Sebagian bit terisi 1 dan sisanya terisi 0

Oktet yang seluruh bit-nya terisi 1 pasti bernilai 255. Sedangkan oktet yang seluruhnya terisi 0 pasti bernilai 0. Dengan demikian kita hanya perlu mengalihkan perhatian pada oktet yang memenuhi kondisi (3). Jika telah ditemukan maka fokuskan perhatian pada bit yang bernilai 1. Dalam kasus di atas, oktet yang menjadi perhatian kita adalah oktet keempat atau oktet paling kanan. Kemudian bit yang bernilai 1 ada di posisi 6, 7, dan 8 dihitung dari kanan (atau 1, 2, 3 jika dihitung dari kiri tapi kita hitung dari kanan saja). Untuk menghitung nilai dari oktet kita gunakan rumus berikut:

2 ^ (posisi – 1)

dengan ^ menyatakan pangkat.

Jadi nilai oktet dapat kita hitung sebagai berikut:

oktet = 2 ^ (8-1) + 2 ^ (7-1) + 2 ^ (6-1)

= 2^7 + 2^6 + 2^5

= 128 + 64 + 32

= 224.

Hasil akhirnya = 255.255.255.224

Oke, ini cukup panjang. Karena oktet selalu berurutan kalian juga bisa hafalkan seperti berikut:

11111111 = 255

11111110 = 254

11111100 = 252

11111000 = 248

11110000 = 240

11100000 = 224

11000000 = 192

10000000 = 128

Tapi jika kalian terlalu malas menghafalkan sepertiku, kalian bisa ikuti cara [2]

[2] Hitung Subnet Cara Cepat & Mudah

Tak perlu melakukan pengubahan ke bentuk biner. Ide dasar metode ini adalah perhitungan cepat dengan dasar banyak angka di belakang /. Dalam kasus di atas, dari 32 bit telah terpakai 27 bit sehingga bit yang kosong adalah:

bit kosong = 32-27

= 5.

Bit kosong ini merupakan bit kosong secara keseluruhan.

Sekarang kita tentukan dimana oktet yang harus kita periksa. Ingat bahwa oktet memiliki 8 bit. Karena 5 kurang dari 8 (kurang dari 1 oktet) maka oktet yang akan kita operasikan ada di oktet paling kanan. Jika nilai bit kosong yang didapat lebih dari 1 oktet maka bagilah dengan 8 untuk mengetahui berapa banyak oktet yang dilewati dan ambil sisanya untuk mendapatkan bit kosong. Akan dijelaskan kasusnya nanti.

Sekarang kita cari nilai dulu berdasarkan kasus di atas. nilai oktet tersebut adalah:

256 – 2 ^ 5

= 256 – 32

= 224.

Seluruh oktet di kiri oktet yang kita operasikan adalah oktet penuh. Karena kita mengoperasikan oktet paling kanan maka oktet 1, 2, dan 3 memiliki kondisi (1). Jadi, hasilnya adalah: 255.255.255.224

Lebih singkat bukan?

Sekarang mari kita coba kasus lain untuk lebih memahami metode ini. Misal kita memiliki /10, maka:

1) hitung banyaknya bit kosong:

32 – 10

= 22

2) cari posisi oktet dan hitung banyaknya bit kosong di oktet tersebut.

22 / 8 = 2 sisa 6

Jadi 2 oktet di kanan adalah oktet kosong (memenuhi kondisi (2)). Ada 6 bit kosong di oktet ini.

3) hitung nilai oktet:

256 – 2 ^ 6

= 256 – 64

= 192

4) hasil akhir: 255.192.0.0

Hei, kamu perlu lihat artikel lain tentang “bagaimana mendapatkan nilai IP bentuk CIDR dari subnet mask“.

Slide Presentasi – Tugas Akhir – 20 Januari 2015

Hai, ini presentasi tugas akhir saya sebagai persyaratan untuk lulus dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Slide presentasi akan menggunakan Bahasa Indonesia.

Judul yang diberikan adalah “Analisis Keamanan dalam Pengembangan Sistem Transaksi ATM Menggunakan Otentikasi Pembuluh Darah”.

http://xathrya.web.id/blog/2015/01/20/my-students-final-project-20-january-2015/

7 Layer Protokol pada CDMA2000 1xEV

Jaringan CDMA2000 1xEV adalah evolusi dari jaringan CDMA2000. Ini adalah salah satu jaringan yang dipakai dalam komunikasi seluler / mobile broadband. Untuk memakai jaringan ini, atau migrasi dari jaringan CDMA harus diperhatikan dalam aspek kompatibilitas BTS. BTS bertanggung jawab dalam alokasi resources, daya, dan Walsh code untuk pemakaian subscriber. Selain itu BTS juga memiliki peralatan fisik radio yang digunakan untuk mengirim dan menerima sinyal. BTS mengendalikan antar muka antara sistem jaringan dengan subscriber dan beberapa aspek lainnya yang sering dikaitkan secara langsung pada performansi jaringan.

 

Nah, untuk interkoneksi komputer pada jaringan Internet kita mengenal adanya OSI layer. Sedikit menyegarkan pikiran, OSI layer terdiri dari 7 layer, yakni: Physical, Data Link, Network, Transport, Session, Presentation, dan Application. Ketujuh layer ini mendeskripsikan dan membagi jaringan ke dalam komponen-komponen kecil yang dapat mudah dikelola dan dikembangkan. Begitu pula dengan EVDO (CDMA2000 1xEV), jaringan ini membagi utilitas menjadi 7 layer. Kita sebut saja protokol layer 1xEV. Berikut adalah penjelasan masing-masing protokol dari layer paling bawah:

 

Physical layer

Layer ini adalah layer paling bawah yang berhubungan langsung dengan hardware dan perangkat pengguna. Satu-satunya protokol pada layer ini adalah: Physical Layer Protocol. Tugas layer ini adalah menghantarkan data dari node ke node lain (bisa dari BTS ke Mobile Equipment, ataupun sebaliknya). Layer ini menyediakan struktur channel, frekuensi, daya keluaran, modulasi dan spesifikasi encoding. Secara konsep, layer ini mirip dengan layer Physical pada OSI layer.
MAC Layer

Hampir sama dengan layer data link pada OSI layer model. MAC Layer atau Medium Access Control Layer adalah layer yang mengatur  atau mendefinisikan prosedur yang digunakan untuk transmisi atau penerimaan data melalui layer fisik. Protokol yang ada di lapisan ini adalah: Control Channel MAC  Protocol; Forward Traffic Channel MAC Protocol; Access Channel MAC Protocol; Reverse Traffic Channel MAC Protocol.

 

Security Layer

Layer ini menyediakan dukungan keamanan berupa autentikasi dan sistem enkripsi. Protokol yang termasuk dalam layer ini adalah: Security Protocol; Key Exchange Protocol; Authentication Protocol; Encryption Protocol.

Connection Layer
Layer ini menyediakan layanan pembentukan hubungan air link dan maintenance. Protokol yang termasuk dalam layer ini adalah: Airlink Management Protocol; Initialization State Protocol; Idle State Protocol; Connected State Protocol; Packet Consolidation Protocol; Route Update Protocol; Overhead Message Protocol.

 

Session Layer

Layer ini menyediakan fungsi negosiasi, konfigurasi dan session state maintenance service. Secara garis besar layer ini memiliki fungsi yang hampis sama dengan layer Session pada model OSI layer. Protokol yang termasuk ke dalam kategori ini adalah: Session Management Protocol; Address Management Protocol; Session configuration Protocol.

 

Stream Layer

Layer ini menyediakan proses multiplexing pada aplikasi stream. Pada layer ini hanya terdapat satu protokol yakni: Stream Protocol.

 

Application Layer

Layer ini menyediakan sistem yang berfungsi untuk mengangkut informasi 1xEV (DEfault Signaling Application) dan juga informasi data user (Default Packet Applicaiton). Protokol yang termasuk dalam layer ini adalah: Default Signaling Application (SNP, SLP) , Default Packet Applicaiton (FCP, RLP, LUP)

Proyek baru? Another Satria’s Project

Sekarang lagi mengerjakan sesuatu, beberapa server di satu mesin mulai dari proxy, ftp, web, voip, mail. Dan mungkin saja untuk ke depannya saya akan import seluruh data dari blog ini ke alamat mesin baru (pribadi). Alamatnya di http://xathrya.arc.itb.ac.id/

 

Tenang, masi belum jadi kok 😀

Heap sort, pengurutan yang sederhana

Salah satu kategori algoritma klasik dan paling dasar yand ada adalah tentang pengurutan data. Berbagai algoritma telah dikembangkan untuk keperluan ini, salah satunya adalah Heap sort. Artikel ini akan membahas tentang apa itu heap sort dan juga disertai dengan implementasi di dalam C++. Kalau misalnya teman-teman bingung dalam programming, teman-teman bisa mengunjungi kategori artikel belajar pemrograman yang saya tulis sebelumnya.

Oke, lanjut!

Heapsort adalah metode mengurutkan dengan memanfaatkan sifat yang dimiliki oleh struktur data heap. Heap sendiri adalah sebuah “binary search tree” dengan sifat parent memiliki nilai >= nilai yang ada di anaknya. Meski dikatakan ia adalah sebuah binary search tree, namun heap lebih diarahkan ke konsepsi / menganggap suatu array memiliki sifat heap.

Ambil suatu indeks dari array, misal i. Jika dianggap elemen di i sebagai node, ia akan disebut parent jika ia memiliki anak dengan indeks 2i+1 dan 2i+2. Contoh: indeks 0 akan memiliki anak di indeks 1 dan 2.

Heapsort dimulai dengan membentuk array memenuhi sifat heap untuk seluruh indeks. Setelah melakukan penataan, dipastikan elemen terbesar akan berada di root / node paling atas heap (indeks 0). Nah, selanjutnya adalah kita pindahkan elemen terbesar itu ke belakang barisan. Untuk node dari 0 hingga n-2, lakukan penataan lagi dan pemindahan elemen terbesar ke belakang. Hasilnya adalah elemen akan terurut secara ascending setelah proses ini.

Source code dalam C++ dapat teman-teman temukan di sini:

void siftDown(int arr[], int start, int end) {
/** start dan end berada dalam jangkauan array yang terdefinisi dengan start < end **/
/** Menata array dalam jangkauan sesuai kriteria sifat heap **/

/** deklarasi **/
int root=start;        // pencarian dimulai dari root
int child;            // menyimpan indeks anak yang diperiksa
int inswap;            // indeks untuk swap
int temp;

/** sift ketika root masih memiliki anak **/
/** indeks anak ada di 2*root+1 dan 2*root+2 **/
while(2*root+1 <= end) {
child     = 2*root+1;    // dapatkan data anak
inswap     = root;

/** Ambil elemen terbesar dan letakkan di root **/
if(arr[inswap] < arr[child])
inswap = child;

if(child+1 <= end)
if(arr[inswap] < arr[child+1])
inswap = child+1;

if(root!=inswap) {
// pertukarkan
temp         = arr[root];
arr[root]     = arr[inswap];
arr[inswap]    = temp;

// track down, buat agar struktur heap di bawah konsisten
root = inswap;
} else return;
}
}

//————————————————————————————

void heapify(int arr[], int n) {
/** n = jumlah elemen di array **/

    /** heapidy membentuk heap dengan bantuan siftdown. Hasil akhirnya adalah array yang tertata sesuai sifat heap **/

/** mulai heapify dari tengah dan terus naik hingga indeks 0 **/
int start=(n-2)/2;
for(int i=start; i>=0; i–)
siftDown(arr,i,n-1);
}

//————————————————————————————

void heapsort(int arr[], int n) {
/** n = jumlah elemen di array **/

/** lakukan heapify untuk menciptakan heap semu **/
heapify(arr,n);

/** tercipta heap, elemen terbesar ada di root (indeks 0)
*  lakukan iterasi untuk setiap langkah, pindahkan root ke akhir,
*  decrement indeks dan lakukan penataan ulang lagi
*/
int end=n-1;
int temp;
while(end>0) {
// pindahkan root ke akhir
temp     = arr[0];
arr[0]     = arr[end];
arr[end]= temp;

// majukan end
end -= 1;

// lakukan penataan ulang dengan siftDown
siftDown(arr,0,end);
}
}

Ada pertanyaan? 😀

Physical Layer – OSI Layer Series

Physical Layer adalah salah satu layer dalam OSI Layer model. Layer ini termasuk ke dalam kategori lower layer serta layer yang berada di tingkat paling dasar (urutan pertama). Layer ini berada di bawah Data Link Layer.

Secara umum layer ini bertugas langsung menangani hardware, dan raw bit stream. Secara spesifik beberapa fungsi yang ditangani layer ini adalah:

  1. Mentransmisi arus bit melintasi media kabel
  2. Menetapkan tipe kabel, card, dan aspek fisik lainnya
  3. Menangani pemasangan NIC ke hardware dan bagaimana kabel dipasangkan ke NIC
  4. Menetapkan teknik mentransfer arus bit ke kabel.

Beberapa protokol yang menggunakan layer ini adalah:

  1. IEEE 802
  2. IEEE 802.2
  3. ISO 2110
  4. ISDN

Data Link Layer – OSI Layer Series

Data Link Layer adalah salah satu layer dalam OSI Layer model. Layer ini termasuk ke dalam kategori lower layer dan secara keseluruhan berada di urutan kedua model OSI. Layer ini berada di bawah Network Layer dan di atas Physical layer.

Secara umum layer ini mengonversikan data dalam bentuk data frame dan bit. Secara spesifik layer ini memiliki beberapa fungsi, yakni:

  1. Mengubah paket ke dalam bit 1 atau 0 (biner) pada mesin pengirim dan mengembalikan bit-bit ke dalam paket pada mesin penerima.
  2. Menangani frame data di antara Network layer dan Physical layer.
  3. Menerima paket data dari Physical Layer (ke dalam frame data) kemudian dihantarkan ke Network layer.
  4. Bertanggung jawab atas keutuhan frame yang ditransfer ke komputer lain dengan melintasi Physical layer.
  5. Menetapkan metode yang diperlukan untuk mentransmisikan dan menerima data dalam jaringan; bisa terdiri atas kabel, device yang digunakan untuk menghubungkan NIC ke kabel, signaling yang menghantarkan dan menerima data, serta kemampuan mendeteksi sinyal eror dalam media jaringan.

Beberapa protokol yang menggunakan layer ini adalah:

  1. Logical Link Control: koreksi eror dan flow control, mengelola link control dan menetapkan SAP-SAP
  2. 802.1 OSI Model
  3. 802.2 Logical Link Control
  4. Media Access Control: berkomunikasi dengna card adapter, mengontrol tipe media yang digunakan
  5. 802.3 CSMA/CD (Ethernet)
  6. 802.4 Token Bus (ARCnet)
  7. 802.5 Token Ring
  8. 802.12 Deman Priority
  9. IEEE 802
  10. IEEE 802.2
  11. ISO 2110
  12. ISDN

Network Layer – OSI Layer Series

Network Layer adalah salah satu layer dalam OSI Layer model. Layer ini termasuk ke dalam kategori lower layer. Layer ini berada di urutan ke 3 dan berada di bawah layer Transport serta di atas Data Link layer.

Secara umum layer ini berfungsi sebagai pengalamatan dan routing. Beberapa fungsi spesifik dari layer ini adalah:

  1. Menerjemahkan alamat / address logikal di jaringan beserta nama ke bentuk address fisik. Dengan kata lain menerjemahkan nama komputer menjadi MAC address.
  2. Bertanggun jawab untuk addressing, menetapkan rute pengiriman, penanganan permasalahan jaringan seperti: packet switching, data congestion, dan routing
  3. Jika router tidak dapat mengirimkan frame data dalam ukuran yang dikirim kode sumber, network layer menanganinya dengan memecah data ke dalam unit yang lebih kecil.
  4. Pada mesin penerima, network layer akan memadukan ulang data yang dipecah sebelumnya.

Beberapa protokol yang menggunakan layer ini adalah:

  1. IP
  2. ARP
  3. RARP
  4. ICMP
  5. RIP
  6. OSFP
  7. IGMP
  8. IPX
  9. NWLink
  10. NetBEUI
  11. OSI
  12. DDP
  13. DECnet

Transport Layer – OSI Layer Series

Transport Layer adalah salah satu layer dalam OSI Layer model. Layer ini berada di bawah Session Layer  dan di atas Network Layer. Layer ini termasuk ke dalam kelompok Lower Layer atau kelompok layer yang lebih dekat ke mesin.

Secara umum layer ini menangani paket, flow control dan penanganan error saat transmisi data. Beberapa fungsi spesifik yang dilakukan layer ini adalah:

  1. Koneksi tambahan yang berperan di bawah session-layer
  2. Mengelola flow control data / penanganan aliran data di antara bagian-bagian jaringan
  3. Membagi arus data menjadi potongan-potongan yang lebih kecil (disebut paket data) dan melakukan reassembly (penataan ulang) paket data jika menerima data. Analogi seperti gerbong-gerbong di dalam rangkaian kereta api.
  4. Melakukan pengecekan error guna menjamin penghantaran data yang bebas error, baik hilang maupun tergandakan.
  5. Memberikan kapabilitas “acknowledgement” atas transmisi yang sukses; meminta ulang jika beberapa paket mendarat dengan cacat.

Beberapa protokol yang menggunakan layer ini adalah:

  1. TCP
  2. ARP
  3. RARP
  4. SPX
  5. NWLink
  6. NetBIOS
  7. NetBEUI
  8. ATP